Lingkaran Pribadi
aprian - December 14th, 2008
Siang ini langit begitu biru, cerah namun agak terik menyengat. Mungkin karena sinarnya tak terhalang awan yang biasa berarak bersama.
“Kamu sedang apa?“. Kulihat ia membuat lingkaran-lingkaran di tanah. Ada 2 buah lingkaran yang diameternya semakin membesar.
“Sudah!” sahutnya sembari ia berpindah ke titik tengah dari lingkaran yang terdalam. Ia berdiri disana dan hanya diam. Aku hanya tersenyum melihat tingkahnya. Ia tampak berbeda dengan yang dulu. Api-api yang dulu membara sepertinya sudah padam. Mungkin waktu telah membantu menyembuhkan luka dan memadamkan rasa marahnya.
Aku diam, menunggu ia berbicara.
“Ini aku sebut lingkaran pribadi” sambil ia merentangkan tangan dan memutarkan tubuhnya.
“Dulu aku biarkan orang-orang mendekatiku hingga sedekat ini” sambil ia menunjuk lingkaran pertama. Lingkaran itu mungkin hanya berdiameter 2 meter.
“Jujur saja itu menyenangkan. Melihat dan merasakan orang-orang begitu dekat dengan kita. Mereka bisa menyentuhku dan begitu juga aku. Ada rasa kehangatan ketika orang-orang dekat dengan kita. Sedekat ini”
“Tapi ternyata tidak semua hal berjalan sesuai dengan yang kita inginkan. Booom!, sesuatu yang buruk terjadi. Ada perselisihan, pertengkaran, ketidaksetujuan yang membuat kita bertengkar atau berselisih dengan orang terdekat kita“.
Ia sejenak terdiam.
“Kamu tahu, orang yang paling dekat dengan kita adalah orang yang memungkinkan melukai kita dengan amat sangat” lanjutnya lirih.
Aku setuju itu.
“Dan itulah yang terjadi. Sakit, perih, kecewa, sedih, marah dan tidak percaya semuanya bercampur menjadi satu. Ini membuatku menutup rapat diriku, membuat benteng untuk melindungi perasaanku yang terluka.”
Ia memutar badannya dan mulai menghapus lingkaran pertama dengan kakinya. Debu-debu kecil beterbangan di sekitar kakinya seakan mengiringi rasa sedih yang ia terima.
Setelah selesai, ia menutup wajahnya lalu kemudian berkacak pinggang dan menatap langit biru sambil berkernyit. Aku tak tahu apa yang ada dalam pikirannya. Ia serasa tak ada disini, terbang entah kemana.
“Lalu aku memilih untuk menutup diri, memberi jarak yang cukup jauh sekedar bisa sedikit bersentuhan dengan orang-orang terdekatku” sambil ia menunjuk pada lingkarang yang kedua yang diameternya lebih besar, mungkin sekitar 3.5 meter.
“Dengan jarak seperti ini, aku baru bisa tersentuh jika aku mengulurkan tanganku” sahutnya sambil membuka lengannya.
Ia kemudian diam dan duduk dalam lingkarannya.
“Aku merasa aman disini, tapi kamu tahu apa yang terjadi?”
Ia diam, aku juga diam menunggu ia berbicara lagi.
“Kamu tahu … ”
“Aku merasakan kesepian sekarang. Rasa sepi yang benar-benar perlahan membunuhku.”
“Tapi aku takut, aku takut kalo aku mendekat lagi, hal yang sama akan terjadi”
Ia terdiam lagi. Aku hanya bisa memandangi wajahnya yang kini terlihat sedih,matanya menyiratkan kesepian dan ketakutan disana.
Aku tahu yang kamu rasakan, aku tahu apa yang kamu lakukan dan itu tidak salah, tapi memang ada harga yang harus dibayar untuk itu. Ya kamu akan lebih aman tapi yang terjadi kamu akan mengalami rasa sepi.
Dibutuhkan keberanian untuk melewati ini, seperti juga dibutuhkan keberanian untuk tetap hidup.
Nak sebenarnya kamu kehilangan kepercayaan. Kepercayaan terhadap orang terdekatmu. Jadi belajarlah untuk mulai percaya terhadap orang-orang terdekatmu. Iya, ini bakal butuh waktu, karena memulihkan rasa percaya itu sulit. Jika hal buruk terjadi dengan mereka, bukan berarti kita berhenti mempercayai mereka tapi kita hanya diberi tanda untuk lebih mawas dan tahu bagaimana bersikap. Dibutuhkan keberanian untuk percaya.
Akan selalu ada hal-hal buruk yang terjadi dalam hidup kita. Jadi bukan itu masalahnya. Masalahnya adalah bagaimana untuk tetap bangkit, belajar dari apa yang terjadi dan menjalani hidup lagi.
Angin bertiup agak keras, menerbangkan daun-daun kering yang berserakan. Debu-debu di tanah lapang yang sepi ini pun seperti berputar-putar seperti menari ingin menghibur.
Ia hanya diam … dan hanya diam.
December 14th, 2008 ≈ 6:07 am
jadi, seberapa lebarkah lingkaran pribadimu, pri? 2 meter? 3,5 meter? atau bahkan tak berjarak?
December 14th, 2008 ≈ 6:17 am
Jangan lupa, di tengah lingkaran terdalam ada lagi seseorang yang lebih sering menyakiti diri kita… yaitu diri kita sendiri :P
December 14th, 2008 ≈ 8:56 am
pas iseng-iseng buka, eh apri nulis lagi ;)
mungki kita harus ada di lingkaran di diameter 3, terkadang bisa tersentuh, tapi kita gampang menarik tangan kita kembali apabila tak mau tersentuh. *apaan sih* ;P
December 15th, 2008 ≈ 12:43 pm
ibarat anak kecil yang belajar berjalan, pasti dia jatuh bangun dulu sebelum berhasil berjalan. lebih baik sih kita percaya aja bahwa pada suatu saat dia akan berhasil juga untuk berjalan, bahkan berlari. yah, paling di sini yang jadi isu adalah waktu.
December 15th, 2008 ≈ 3:22 pm
mudah-mudahan lingkaran pribadi lo engga cuman 1.1/2m ya bro… :D
December 16th, 2008 ≈ 7:13 am
setiap kita punya lingkaran pribadi, ya? apakah ia akan selalu dalam diameter yang sama ketika berpapasan dengan lingkaran pribadi yang lain?
December 17th, 2008 ≈ 8:18 pm
“kamu dimana…”
“dengan siapa..”
“semalam berbuat apa…”
he5x
December 18th, 2008 ≈ 8:47 pm
lingkaran kecil…
lingkaran kecil…
lingkaran besar…
lingkaran besar…
halah! sory, ga nyambung.. :D
December 18th, 2008 ≈ 11:13 pm
Erm,,
kata orang ‘when you can not trust your best friend,,just trust d perfect stranger???’
tapi sampai sekarang sy,,saya masih percaya dng semua di dekat saya,,hehe
December 19th, 2008 ≈ 7:06 am
aku yakin lingkaran pribadi tak seluas lingkaran dalam lapangan futsal. buktinya baru 15 menit saja kamu udah tepar.
*nyambung gak ya? hahaha..
December 19th, 2008 ≈ 6:53 pm
wooww!!! good post!! :)
lam knal jaaa… ;)
December 21st, 2008 ≈ 10:59 am
as people come and go so does your inner circle becomes a dynamic one.. as it grows larger with few nice an cute looking people, and your smile goes wider.. when sorrow happens and one or more of them turn out to be a disappointment, your heart broke and perhaps you may fall into pieces..
But that is life, one should always be ready for the rainy days.. true friends and good-hearted people stays and holding on to you, strengthening your inner circle becoming a reliant circle.
Stay tough and stay passionate towards others, indeed your circle will grow and filled with great people.
Hugs from West Africa!
December 24th, 2008 ≈ 4:43 pm
dalam euy……ck..ck
December 24th, 2008 ≈ 6:52 pm
rasai nak kenalan sama u
December 25th, 2008 ≈ 2:13 am
@sireum : gak tahu wid, masih ragu dan takut tapi juga kesepian
@diki : sepertinya yg nyakitin gue adlah diri gue sendiri … :(
@mia : teman dekat itu menyentuh hati, bukan tangan :D
@metty : time will heal … tapi kapan? :D
@achill : gue gak demen 1.5, nanggung pisan euy. Walaupun 1.5 lagi ngetrend :P
@rahmat : tergantung pribadi masing2, ada yg flexible ada yg statis :D
@brillie : duh! …
@imsuryawan: adik dari TK mana ya? … sudah cuci tangan? ..:D
December 25th, 2008 ≈ 2:18 am
@diajeng : kata orang2 bijak, berhati-hatilah dengan apa yg kamu percayai :)
@anton: lapangan futsal terlalu luas! … damn, kuatnya cuma 15 menit euy musti rajin latihan!
@angga: lam kenal jg.
@domba: thx ya om, kata nenek jg gitu, “jadi laki-laki musti kuat” .. :)
@rahaji: sumurnya?
@aberamly: lam kenal
December 26th, 2008 ≈ 12:45 pm
lingkarannya apa bs dianalogikan sbg areal aman nan nyaman ya..mirip spt tulisannya sachzqirana dot wordpress dot com/2008/12/09/zona-nyaman-dan-aman-beneeerr-gak-siiihh/
15 menit? kayaknya situ dl jago di kolam :D
ternyata skrg lapangan yg sepi bs buat tempat mojok ya
December 28th, 2008 ≈ 5:07 pm
hmm pengalaman pribadi ya heheh..
pa kabar nih? bali makin panas ya? hihi gak nyambung *dipentung aprian* :P
December 30th, 2008 ≈ 11:41 am
nggak pernah menyadari, saya punya lingkaran apa enggak… :D
salam kenal ya n thanks dah mampir ke tempat saya
January 1st, 2009 ≈ 12:41 am
tak ada gading yg tak retak…mungkin itulah salah satu yg bisa mengambarkan cerita dari mas aprin ini…maaf ya mas kalo ngak nyambung…hehehe
January 2nd, 2009 ≈ 12:14 am
mestinya jangan cuma segaris lingkaran pri, sebab mereka yang di luar lingkaran kadang suka nekat, maksa masuk ke dalam dengan melompat, meloncat.
kalau mau lebih aman, pakai tabung.
:)
January 2nd, 2009 ≈ 11:57 am
Kesepian dan diam ini membunuhku.
January 18th, 2009 ≈ 1:01 pm
semua jawaban dari persoalan adalah “aku”. Pertanyaan mana yang sesuai:
Lingkaran mana yang membuat “aku” menjadi fleksibel?
atau
“aku” yang bagaimana membuat lingkaran menjadi fleksibel?
(jika kita mendekatkan diri dengan Sumbernya, tak akan pernah ada kesepian. Jadi, jangan pernah berani menarik tanganmu untuk tak menyentuhnya. Karena sumber itu juga ada dalam dirimu)
hehehehe… pinter ni gue ngomong….
February 3rd, 2009 ≈ 6:24 pm
hebat bos….salam BBC
February 7th, 2009 ≈ 12:47 am
kadang diam itu adalah ’emas’… namun buatlah lingkaran itu agar tidak membelung agar diam-mu tidaklah menjadi menyiksa yah :)
February 25th, 2009 ≈ 1:53 pm
Saat kuterjebak dalam lingkaran
yang meruang tak bertepi dan tak berujung batas
Membuat aku tak kuasa ingin menentang
hauhau………
March 4th, 2009 ≈ 11:48 am
Pri, gw sneng bgd ma web lo ini, inspiring bgd. Gw harap curhatan gw bs jd bhan idea lo, ni no hp gw 08996931482, please, gw minta no hp lo ya.
March 17th, 2009 ≈ 7:10 pm
ini efek dari tulisan “Api” itu ya….
kadang aku juga pengen bikin lingkaran seperti itu…
tapi sekarang aku pikir pertengkaran itu biasa terjadi di semua macam hubungan.
Jadi, let it be…..