Menunggu
aprian - April 5th, 2005
“Gue masih di kereta, bentar lagi nyampe gambir“… *message sent*.
“Gimana kalau langsung ke rumah gue aja ?“. Itu jawabannya. Menarik juga pikirku, toh aku tinggal naik kereta express saja.
“Tar aku pikirin ya. Kalo dah nyampe gambir aku kasih kabar“. Balasku dalam pesan pendek di handphone.
***
“Kereta gue jam 6“.
“Eh. Loe jadi kesini ?..he he he he“. Dia tertawa senang.
Aku putuskan untuk menemuinya. Aku juga sedang malas untuk pulang ke rumah. Selain itu sudah lama aku tidak berjumpa dengan orang baru.
Masih jam 5 sore, berarti masih sejam lagi kereta baru akan datang. Aku naik ke lantai 3.
Orang-orang masih tak banyak. Biasanya jam 1/2 6 atau menuju jam 6 baru banyak yang datang. Rata-rata pegawai kantoran. Mereka berbaju rapi, yang pria berkemeja dengan dasi, yang wanita dengan blouser. Juga terlihat beberapa pemuda dengan tas ranselnya.
Aku melihat-lihat sekitar. Mencari tempat untuk sekedar menyenderkan kepala. Pegal juga kalo berdiri sejam.
Sejurus aku lihat tempat duduk kosong disebelah seorang wanita. Aku menuju kearahnya dan duduk disebelahnya. Tempat duduknya terbuat dari besi-besi bulat. Buat aku yg kurus, ini sebenarnya agak menyiksa, karena tak ada lemak yg menahan. Langsung ke tulang. Tapi tak apalah, toh cuma sebentar.
***
Buat aku duduk dikeramaian dan melihat orang lain melakukan aktifitas adalah sebuah keasyikan sendiri. Seperti menyaksikan panggung teater dan kita menjadi satu-satunya penonton. Semua orang sedang sibuk mentas, menjalankan lakon yang digariskan kepadanya
Seorang kakek dan nenek sibuk menyeret tas-nya. Bapak-bapak bergosip ria dengan teman-temannya. Gadis manis berdiri didepan sebelah kiriku, asyik berbicara dengan teman disebelahnya, “berapa no hpnya ya ?” senyumku dalam hati. Ada juga bapak yang duduk dengan berselonjor kaki dan sibuk membaca koran.
Tukang panggul tas berseliweran menunggu kereta datang, petugas kereta bolak balik lewat didepanku, entah apa yang diperiksa. Wanita disebelahkupun hanya bengong diam menatap kedepan. Di ujung, dipisahkan oleh 2 jalur rel, aku melihat kesibukan yang hampir sama.
Kemudian aku tersadar bahwa diantara hiruk pikuk semua ini, mereka melakukan satu kesamaan.
Ya, semua menunggu.
Para penumpang menunggu kereta datang sehingga bisa cepat pulang, bertemu keluarga, beristirahat melepas penat dari keseharian. Tukang panggul menunggu penumpang kereta yang turun untuk menyewa jasa mereka membawakan tas-tasnya. Petugas kereta juga menunggu kereta datang dan mengaturnya kemudian, melaporkan melalui pengeras suara kepada para penumpang. Bahkan mungkin semut di stasiun Gambir ini juga menunggu remah-remah roti yang terbuang.
Tiba-tiba aku seperti melihat kehidupan dalam ruang yang lebih kecil. Hidup ternyata tentang menunggu.
Setiap waktu yang kita lewati kita lakukan untuk menunggu. Mulai dari hal kecil, antri buang air di kamar mandi sampai hal yang besar, menunggu kematian.
Ketika menunggu, kita bernegoisasi dengan waktu. Berapa lama menunggu ? 5 menit ? 10 menit ? satu tahun ? satu abad ?.
Aku paling tak bisa bernegoisasi dengan waktu. Jujur saja, aku benci menunggu, selalu ingin waktu berjalan lebih cepat, tapi disisi lain aku juga takut waktu berjalan lebih cepat. Sebuah dilema bukan ?
Aku terperangkat dalam keinginan untuk menghentikan waktu dan menikmati masa-masa sekarang dan keinginan untuk mempercepat waktu untuk menikmati masa-masa depan.
Ketika dia bilang “Ya udah kita jalan minggu depan ya ?”. Aku senang, tapi di sisi lain berarti aku akan kehilangan waktuku seminggu. Waktu yang tak bisa kuputar kembali, waktu yang tak bisa kubeli lagi.
***
“Kereta Depok Express di Jalur 3“. Suara dari petugas kereta seperti membangunkanku. Kereta yang aku tunggu tiba. Aku dan ratusan penumpang lain mulai bersiap-siap.
Satu penantian berakhir, dan aku menuju penantian baru. Dan rasanya semuanya akan berputar dari satu penantian ke penantian lain. Ya, hidup adalah tentang menunggu.
Dan aku….ya… aku menunggu kamu untuk membuka pintu dan membiarkan aku masuk dalam hatimu
duh apri…. :D
wah dalem lo pri. gue gak bisa ngomong lagi dah… dalem nih dalem.
anyway, org boleh menunggu selamanya kan? boleh kan untuk menolak berhenti menunggu?
Pri..
di balik postingan lu ada makna yg tersirat dalem banget…
**Speechless…
kata2nya bqn hati jd ngilu loh… bqn aku jd sesak napas… memang hidup itu selalu menuntut qta untuk menunngu. well` maybe He keep the best for last… ucapan who knows??? mungkin yg qta tunggu itu bener2 yg terbaik untuk qta?
it`s worth waiting. though it`s a bore thing to do
duh aprii…betapa begitu romantisnya dirimu nak! waaaa…..gubracks!
Dear Apri,
Sometimes the greatest wait is for life, I dunno whether most of us can wait that long, though human wish may either be granted right away, replaced by others or pending.. till.. only Allah knows when.
I trust you are doing fine and my regards from Monrovia.
Cheers!,
;-)
huehue :D.. sayang gak ada trackbaknya.. kalo ada gue pingback dari postingan gue :)..
iya, gue baru kepikiran klo hidup itu adalah menunggu…
sebenernya pekerjaan simple yaa….
menunggu….
tapi kenapa terasa berat sekali ya?
dan aku menunggumu di sini.
kapan ke bdg lagi, pri? hehehe.. ;)
Paling nyebelin kalo dah capek-capek nunggu, eh yang ditunggu gak ngerasa… trus waktu n usaha kita nunggu itu, gak dihargain sama sekali…
Arghhhhhhhhhhhh….!!! @!$#%@#%@%
*numpang ngomel*
pak guru renang, kapan saya diajarin lageehh??
kamu..
ke depok ga maen ke rumahku..
*maaf, oot..
ati2 lho pri.. jangan ngelamun. nanti dicium kereta lagi.. :)
Nunggu mang ga enak n nyebelin, sambil nunggu bole numpang baca ya.. :)
Menunggu duit, itu yang paling lama. Iya ngga pri :D
dan gue benci banget klo suruh nunggu, palagi klo gak bisa ngelakuin apa2 :(
sama…aku juga sebel sm yang namanya nunggu….kata2 km bagus deh.salam kenal ya…
pernah gak kalian mikirin perbedaan jam 6.50 nya orang ditunggu dan orang menunggu. k-lo orang yg menunggu ” waduh sdh jam 7 kurang 10 nich, blom ngapa-ngapain “. k-lo orang yg ditunggu ” alah…masih kurang 10 menit. nyantailah..”
Apri chayank’… he..he..he.. gue tau ini kan ceritanya waktu kita pertama kali bersua saling berkenalan yah?… loe naek kereta Express ke Depok… masud dan tujuan… mau ke rumah gue kan??? senangnya… bisa jumpa loe… karena sekarang… loe jadi sahabat tersayang-ku… btw, gue akan sabar “menunggu” seperti ajaran loe deh… he..he..he..
LUAR BIASA!!!
menunggu……., pekerjaan yg paling menjenuhkan adalah menunggu,apalagi menunggu sesuatu yg blm pasti…….ihhhhhhhhhh sebel dech!!!!!!!!!!!!!!!!