Rumah bagi jiwa
aprian - June 7th, 2015
Dear Love,
Tubuh kita adalah satu-satunya rumah bagi jiwa kita. Sayangnya kita sering abai dengan itu. Kita lupa memelihara rumah kita, membiarkan kotoran-kotoran masuk dan perlahan menggerogoti rumah untuk jiwa kita ini. Lupa untuk menguatkan karena hujan badai akan selalu datang. لعبة طاولة 31 Cobalah sejenak merasakan dan memberi perhatian.
Dear Love,
Sebagaimana kita mencintai kehidupan jiwa ini, seperti itu kita menjaga rumah dari jiwa kita ini.
Move On
aprian - March 13th, 2014
Move on itu bukan berarti melupakan, karena melupakan hal yang sudah menyentuh hati kita itu hal yang teramat sangat sulit.
Move on itu melangkah maju dan berdamai dengan kenyataan bahwa ada hal-hal yang telah pergi dan ada masa lalu yang cukup hanya untuk dikenang.
Sendirian mas?
aprian - February 9th, 2014
“Hi mbak apa kabar?” sapaku kepada barista yang sedang sibuk membersihkan gelas ini. Malam ini ia tampak sendirian di stasiun tempat kerjanya meracik minuman. Aku juga datang sendirian, ada beberapa pekerjaan tambahan yang harus kulakukan dan aku sedang malas mengerjakannya di rumah.
Aku menyukai tempat ini. Walau sebenarnya tidak ada yang spesial, tapi rasanya nyaman saja untuk menghabiskan waktu disini menikmati segelas coklat panas dan sepiring cheese cake.
Interior ruangannya biasa saja, beberapa sofa diletakkan di bagian tengah yang dibatasi partisi dengan ukiran-ukiran ala Bali. Ada tempat duduk ala bar di sudut ruangan. Beberapa sofa di letakkan di bagian barat, menempel dengan dinding yang terbuat dari kaca sehingga kalau sore hari jadi tempat yang menarik untuk berjemur menghitamkan kulit. Untungnya mereka sadar kalau kita kaum yang memuja kulit putih, sehingga mereka memasang semacam kerai untuk menghalangi sinar matahari senja.
Para barista-nya juga ramah, dan sambil mereka meracik minuman terkadang kita berbincang-bincang. Mereka juga mau bertegur sapa, sekedar berbasa-basi saja.
Dulu, awal alasanku kesini adalah karena letaknya di dekat rumah dan koneksi internetnya yang kencang. Pekerjaanku menuntut koneksi internet yang sedikit mumpuni dan dulu di Bali menemukan tempat umum dengan koneksi internet kencang seperti ini seperti menemukan pacar idaman.
“Mau pesen apa mas? Hot chocolate?” sapanya ramah. Aku sudah lama kenal dengan mbak Barista ini, jadi dia sudah sedikit hapal dengan minuman pesananku. Mungkin juga karena di kedai kopi seperti ini, cuma aku pelanggan yang sangat jarang memesan kopi tapi lebih sering coklat panas.
“Iya, hot chocolate-nya mbak“.
“Ga sekalian cheese cake-nya?” sahutnya lagi.
“Nggak. Mau minum aja“.
“Sendirian aja mas, temen-temennya mana?” sahutnya sambil meracik minuman yang aku pesan. Ya, dia tahu aku suka ramai-ramai kesini bersama teman-temanku.
Dengan pura-pura memasang ekspresi bingung aku menjawab, “Lho mbak, ini temen saya di sebelah saya” dan kemudian berpura-pura memandang ke sebelahku.
Si mbak barista wajahnya agak kecut, tapi ia berusaha tetap senyum, “Mana mas?“. Dengan santai aku menjawab, “Lha ini berdiri di sebelah saya. Mbak gak lihat ya?” lalu kuberi ekspresi seperti orang bingung.
Mukanya masih antara bingung dan mulai takut. Sambil menyerahkan hot chocolate telah selesai ia racik, “Jangan bikin takut mas“.
Aku cuma tersenyum manis, “Makasih mbak“.
Dan kulihat mukanya makin takut dan sedikit panik. Aku tinggalkan ia dan dalam hati sedikit tertawa. Maaf mbak barista, aku sedikit mengalami hari yang buruk, jadi digangguin dikit gak apa-apa kan? … ;)
Baik atau benar?
aprian - January 18th, 2014
Mana yang kamu pilih, baik atau benar?
Karena kadang yang baik itu tidak selalu benar. Ataupun juga, yang benar tidak selalu baik.
Jadi, mana yang kamu pilih, baik atau benar?
Apa aku jatuh cinta?
aprian - July 25th, 2013
“Udah lama?” tanyaku. “Belum” sahutnya. Aku sedikit terlambat dari waktu yang aku janjikan untuk bertemunya di sebuah kedai kopi di pusat kota Denpasar. Kemacetan di Bali sekarang semakin menjadi-jadi, membuat waktu perjalanan menjadi lebih panjang.
“Mau pesen apa? Aku sih raspberry black currant kayak biasanya“. Ia memandangku lalu melihat papan menu yang tertempel diatas deket meja barista. Matanya menulusuri satu demi satu nama menu di papan itu. “Shaken ice green tea” katanya.
Aku bertemu dengannya hari ini karena aku harus meminjam laptopnya. Ada satu website untuk pekerjaanku yang mengalami malfungsi kalau dibuka dari laptop dengan merk apel tergigit itu. Aku tahu menemaniku bekerja akan membuatnya mati dengan rasa bosan, jadi aku membawakannya beberapa komik smurf dan sebuah buku merah berjudul “101 things to do before you’re old and boring”.
Semoga ia tidak terbunuh rasa bosan.
***
Ia terlihat menerawang. Komik-komik smurf smurf sudah habis terbaca dan tergeletak di meja. Buku merah masih dipegang ditangannya. Matanya menatap ke jendela besar yang ada disebelahnya. Entah apa yang dilihatnya diluar. Yang aku lihat cuma senja dan kemacetan di sekitaran jalan Teuku Umar ini.
Tanpa sadar aku juga jadi lebih memperhatikannya.
Rambutnya hitam lurus, dan karena ia memakai kacamata ada sedikit lekukan dekat dengan gagang kacamatanya. Kacamatanya sedikit agak turun di hidungnya, dan ia jadi tampak terlihat sedikit nerdy. Dengan poni yang jatuh ke samping, kadang ketika sedikit menunduk seperempat bagian wajahnya tertutup dan menutupi bagian matanya. Gabungan dengan garis wajah yang tegas cenderung judes dan poni yang menutupi wajahnya membuat ia jadi tampak nerdy, misterius dan menarik.
Karakternya yang tegas — bahasa halus untuk galak , dengan pakaian yang digunakan hari ini tampak bertolak belakang. Rok pendeknya berwarna kuning cenderung putih dengan motif bunga-bunga kecil yang cerah dan baju yang aku tidak tahu harus menyebutnya apa, membuat penampilannya keseluruhan seperti gadis remaja manis dengan lingkaran cahaya di kepalanya yang belum pernah melihat dunia yang luas. Kata orang kontradiksi itu indah, dan sepertinya mereka benar. Cantik.
Mendadak ia memandangku. Aku jadi seperti maling jemuran yang tertangkap basah. Ia mengangkat alisnya seakan bertanya, “ada apa?”. Aku menggelengkan kepala, lalu ia membalas dengan tersenyum sangat manis. Aku hanya berharap aku tak terkena diabetes karena itu.
Hmm … apa aku jatuh cinta?
..”I think that possibly, maybe I’m falling for you
Yes there’s a chance that I’ve fallen quite hard over you.
I’ve seen the waters that make your eyes shine
now I’m shining too”
~ Landon Pigg – Falling In Love At A Coffee Shop
Paruh waktu
aprian - July 11th, 2013
Kalo bahasa indonesianya sih “pekerja paruh waktu”, tapi kalo bahasa dunia sananya kita kenal namanya “freelance”. Tadi iseng-iseng nyari di kamus bahasa indonesia arti kata “paruh waktu” yaitu seperdua waktu atau sebagian waktu. Jadi kalau “pekerja paruh waktu” itu artinya orang yang bekerja sebagian dari waktu bekerjanya.
Gue sih gak lagi ngajarin bahasa indonesia disini, cuma lagi tergelitik aja. Kalau “pekerja paruh waktu” sebagian waktu bekerjanya dipakai buat bekerja berarti sebagian lagi menganggur kan? Bisa dibilang “pekerja paruh waktu” itu juga adalah “pengangguran paruh waktu”, ya kan? Atau dengan kata lain bisa dibilang pengangguran terselubung.
Terus? ya udah gitu aja sih.