My Immortal

aprian - October 24th, 2006

I’m so tired of being here
Suppressed by all my childish fears
And if you have to leave I wish that you would just leave
Cause your presence still lingers here
And it won’t leave me alone

These wounds won’t seem to heal
This pain is just too real
There’s just too much that time cannot erase

When you cried I’d wipe away all of your tears
When you’d scream I’d fight away all of your fears
And I’ve held your hand through all of these years
But you still have all of me

You used to captivate me by your resonating light
Now I’m bound by the life you left behind
Your face it haunts my once pleasant dreams
Your voice it chased away oh all the sanity in me

These wounds won’t seem to heal
This pain is just too real
There’s just too much that time cannot erase

When you cried I’d wipe away all of your tears
When you’d scream I’d fight away all of your fears
And I’ve held your hand through all of these years
But you still have all of me

I’ve tried so hard to tell myself that you’re gone
But though you’re still with me
I’ve been alone all along

When you cried I’d wipe away all of your tears
When you’d scream I’d fight away all of your fears
And I’ve held your hand through all of these years
But you still have all, all of me
me

Evanescence – My Immortal

17 Kata

Tertawa

aprian - October 15th, 2006

Lima tahun yang lalu…

Dari tempat kost gue di Kiaracondong menuju ke kampus gue di daerah Daeyuhkolot, gue mau gak mau pasti ngelewatin Pasar Kiaracondong. Yang namanya pasar itu pasti bikin macet, gak beraturan dan rame. Butuh waktu 1/2 – 1 jam hanya untuk ngelewati jalan depan pasar ini yang cuma berjarak kurang lebih 300 meter…. *keluh*.

Pedagang yang berjualan sembarang, angkot yang ngetem seenaknya, tukang becak yang parkir sembarangan, orang lalu-lalang di jalan raya, plus beceknya pasar bikin suasana terlihat “chaos” disana. Gue sendiri juga heran kenapa orang-orang masih aja ramai belanja disana.

***

Siang itu gue lagi butek banget. Lagi banyak masalah, mulai dari masalah skripsi yang belum kelar, warnet, kerjaan sampai masalah hati. Ditambah lagi jalan lagi macet-macetnya depan pasar kiaracondong. Udah bukan macet lagi namanya, tapi kayak mobil parkir di jalan raya saking lamanya gak jalan-jalan.

Gue duduk di belakang dekat pintu keluar, wajah sayu memandang keluar ngelihat orang-orang dengan kesibukannya. Ada 2 orang yang menarik perhatian gue, tukang service jam, dan satu lagi tukang jualan kaset. Mereka terlihat pembicaraan serius. Gue gak gitu denger apa yang mereka omongin tapi dari wajah seriusnya kelihatan kalo itu…..serius. Suara-suara mereka ketutupan ma suara jedang-jedung dari si tukang penjual kaset. Si tukang service jam sesekali mendekatkan diri, mungkin supaya suaranya terdengar lebih jelas.

Dan kemudian…mereka tertawa. Memang tidak ada yang aneh dengan tertawa mereka. Mereka tertawa lepas, raut serius dimuka mereka hilang. Yang ada hanya kebahagiaan, mata berbinar dan tertawa lepas. Mereka tidak peduli orang yang lalu lalang, mereka hanya tertawa. Tertawa seperti kita menerima hadiah terindah dalam hidup kita, tertawa seperti tanpa beban dalam hidup. Hanya tertawa…dan tertawa

Tertawa mereka mengusikku, membuatku berpikir tentang diriku dan mereka. Bukan maksud merendahkan mereka, tapi bayangkan, berapa orang sehari akan menservice jam? Berapa orang sehari membeli kaset?. Belum lagi tempat mereka berjualan tidak representatif. Belum pungutan-pungutan liar. Belum lagi biaya makan dan hidup mereka. Bagaimana dengan keluarga mereka? Bagaimana mereka menafkahi hidup keluarganya?. Bagaimana juga mereka bersaing dengan tukang service jam dan tukang jualan kaset yang ada di sekitar. Dan ribuan bagaimana-bagaimana muncul di kepalaku. Dan kamu tahu…. mereka bisa tertawa?. Siang bolong yang panas, suasana macet yang menjengkelkan dan beban hidup yang berat, mereka tertawa.

Dan gue? gue masih punya orang tua yang memberi gua uang tiap bulannya. Gue masih kuliah di salah satu kampus yang cukup favorite dan punya masa depan, gue masih punya warnet tempat gue mulai belajar tentang IT dan mulai ngerti arti kata “punya usaha sendiri”. Gue masih makan yang enak, gue masih punya baju yang lumayan bagus, gue masih punya temen-temen, masih punya orang yang sayang sama gue. Gue masih dikasih kesempatan untuk hidup.

Tapi…. tapi kenapa gue ngerasa hidup gue susah banget dan ribuan masalah datang mendera gini?.

***

Cukup lama gue diem dan gue ngerasa bodoh banget. Kenapa dengan begitu banyak kelebihan yang diberikan kepada gue di banding mereka, mereka bisa tertawa lepas dan gue mutung kayak langit mau runtuh. Kayaknya persoalan-persoalan dan tantangan-tantangan hidup yang mereka hadapi jauh lebih kompleks daripada gue, tapi mereka bisa “pasrah” dan mereka bisa tertawa.

Entah kenapa setelah itu gue ngerasa lebih lega. Gue juga belum menemukan jawaban-jawaban dari masalah gue. Tapi perasaan gue lebih tenang dan pikiran gue lebih jernih. Gue ngerasa lebih “ringan”.

Setiap gue ngalamin masalah yang menurut gue “berat”, gue selalu ingat ketawa kedua orang itu. Itu bikin gue semangat lagi dan berpikir lebih jernih buat menyelesaiin masalah-masalah gue.

Gue percaya kalau tiap orang punya pertempuran-pertempurannya masing-masing. Bagaimana kita bersikap itu yang menentukan gimana hasil akhirnya.

Jadi…

Tetap semangat.. dan tertawalah sebelum tertawa itu dilarang

18 Kata

Bintang jatuh

aprian - October 2nd, 2006

Ehh.. tunggu. Mari duduk disini sebentar. Sedang tidak berburu-buru kan?

Hmm… apa kabar?. How’s life anyway?. Aku ya begini-begini saja. Sibuk dari satu kesibukan ke kesibukan yang lain. Terkadang banyak pekerjaan tapi kurang penghasilan. Tapi hidupku masih tetap indah. Kuharap kamupun juga begitu. Maksudku, kuharap hidupmu juga indah.

Mengingat-ingat tahun yang telah lewat, aku jadi teringat ketika aku bertiga dengan teman-temanku duduk menunggu pagi di pantai sanur. Waktu itu memang hari raya Banyu Pinaruh, salah satu hari raya di Bali. Senang rasanya duduk di pasir yang lembut sambil mendengar debur ombak. Rasanya tenang sekali. Kami tiduran beralaskan koran, melihat langit malam bertabur bintang.

Bintang JatuhKamu tahu, tiba-tiba ada bintang jatuh. Indah!. Walau hanya sekilas, tapi luar biasa indah. Ekornya cukup panjang dan berkilau, seperti kembang api yang sedang meluncur. Kemudian aku berteriak, “make a wish…make a wish“.

Dan aku langsung berteriak lagi “aku ingin ada 3 bintang jatuh lagi!!“. Karena kupikir dengan begitu aku bisa make a wish yang lain lagi. Sedikit curang memang.

Dan kamu tahu? Tiba-tiba 3 buah bintang jatuh benar-benar lewat. Kamu percaya itu? 3!!. Kami hanya terdiam. Aku tak tahu apakah orang-orang di sekitar kami juga menyadari itu. Waktu itu kami hanya diam dan menikmati keindahan bintang jatuh. Susah untuk bercerita bagaimana indahnya. Pekatnya malam dihiasi ribuan bintang, seberkas cahaya dengan ekor yang cukup panjang bergantian mewarnai langit dan diiringi debur ombak. Dan itu adalah lukisan malam terindah yang pernah aku lihat.

Kami lalu tertawa. Permintaan kami dikabulkan dan bergumam kenapa tadi tidak meminta yang lain ya?. Tapi rasanya 3 buah bintang jatuh juga merupakan hadiah yang tak kalah indahnya.

Kamu pasti bertanya-tanya apa moral of the story-kan ?. Hahaha, tak ada!!. Aku cuma ingin bercerita tentang bintang jatuh, tentang perasaaan indah di masa lalu. Aku hanya ingin berbagi rasa indah. Itu saja. Kamu merasakannya kan?.
Bosan ya?.

Maaf, aku bukan pencerita yang baik. Besok aku akan belajar bercerita yang baik agar kamu tidak bosan. Atau mungkin kamu punya cerita lain?. Ah maaf…maaf, kamu harus pergi ya. Sampai jumpa lagi ya, katakan pada teman-temanmu jika melihat bintang jatuh jangan lupa make a wish. Siapa tahu bisa terkabul seperti aku ini.

Jika bintang jatuh membuatku bahagia, maukah kamu menjadi bintang jatuhku?

36 Kata