duh..mata perih

aprian - June 29th, 2003

Duh..kenapa nih ya ?. Kayakna gara-gara terlalu lama di depan komputer deh.

Duduk depan komputer 10 menit aja mata udah perih, terus kepala jadinya pusing. Mana ditambah gue jadi pilek gini pulak. Perasaan gue udah jaga kondisi baik-baik, tapi kok masih sakit-sakit gini yaks ?.

Kayakna butuh istirahat dulu, menjauh sedikit dari komputer buat beberapa waktu. Kemarin seh udah cuci mata ke PS (plasa senayan) bareng si ucupz. Lumayan seh, mata jadi seger bentar, tapi habis itu balik ke komputer lagi, eh mata perih lagi, trus pusing-pusing lagi.

Kemarin iseng status di YM gue isi : “boss…saya lagi males kerja”.
Komputer gue tinggal, pas balik lagi ternyata si boss udah message : “ya udah ngga usah kerja, gaul aja“.

heuhuehueeue..asik juga punya boss mantan anak gaul jakarta, sarannya bagus bener.

Hari minggu ini seharian menjauh dari komputer, cuma sempet online bentar buat nanya boss soal kerjaan sama chatting bentar. Bisa depan komputer cuma sebentar-sebentar ajah.

Mana kerjaan lagi banyak-banyaknya gini yang numpuk. Dan semua kerjaan musti dikerjain di depan komputer.

Mudah-mudahan besok dah sembuh. Kalo gak sembuh besok, berarti kerjaan-kerjaan mundur semua. Maaf ya boss… m(_ _)m

Ada saran gak ya buat mata perih gini ?… :(

16 Kata

Aku merokok lagi….

aprian - June 22nd, 2003

Ku hembuskan asap rokokku. Rasanya melegakan isi kepalaku ini. Kupandangi rokok yang ada ditanganku ini. “Aku merokok lagi” pikirku.

***

Dulu, aku bukan perokok, bukan pecandunya pula. Hanya sesekali merokok, itupun kalau ada acara tertentu, seperti jalan-jalan ke daerah yang hawanya dingin. Sekedar penghangat tenggorokan saja.

Saat kuliah, itu mulai berbeda. Terutama ketika aku tinggal di Lab. Suatu malam, tak sengaja kulihat temanku yang sedang asik bekerja didepan komputer, sambil merokok ditemani secangkir kopi dan alunan musik dari winamp ditengah dinginnya AC Lab. Terlihat begitu nikmat. Apalagi ketika dia mengisap rokok dan mulai menghembuskan asapnya. “Ada pelampiasan untuk rasa stress” itu pikirku saat itu.

Kandungan kafein dalam kopi memacu jantung kita hingga membuat rasa kantuk menjadi hilang. Lagu-lagu yang mengalun menceriakan suasana yang sudah suntuk dengan baris-baris program dan buku-buku tentang teknologi ini. Dan rokok, dengan hembusan-hembusan asapnya, membuang semua pikiran suntuk dalam otak kita.

Suatu hari suatu tahun…
Kamu merokok?“. “Iya” jawabku. “Hanya pada kondisi-kondisi tertentu. Ketika aku bekerja, atau ketika aku sedang stress. Sama seperti saat ini“. “Aku tidak suka cowok perokok“. Aku diam sesaat. “Aku akan berhenti, aku hanya meminta ijin merokok sementara ini. Hanya untuk 2 bulan ini. Setelah itu aku berhenti“. Dia tersenyum “Baiklah, tapi janji ya.“. Aku menganggukkan kepalaku.

Aku masih merokok. Seperti janjiku, aku hanya merokok pada saat aku kerja. Lainnya..tidak !. Terkadang dia bertanya “Ngerokok berapa batang hari ini ?“. Biasanya aku hanya tersenyum, aku hanya bilang “Lagi pusing. Programnya gak jalan lagi“. Dia hanya manyun, dan merajuk.

***

Kemudian…….. dia “pergi”.

***

Ya aku akan berhenti total merokok“. Itu janji pada diriku sendiri untuk tahun baru ini. Kumatikan rokok terakhirku di tahun itu. Rasanya ada yang berbeda. Ketika kumatikan, aku teringat dia. Aku ingin dia kembali. Melarangku untuk tidak merokok. Merajuk manja ketika aku merokok.

Bodoh, berhenti merokok karena wanita. Tapi setidaknya aku punya alasan untuk berhenti merokok. Teman-teman pasti mentertawaiku, aku tahu itu. Mereka akan berkata “Kenapa kamu tidak berhenti merokok untuk tubuhmu?. Kenapa karena dia ?. Kamu tidak menyayangi tubuhmu sendiri ya ? “. Lalu kenapa kalau aku berhenti karena alasan itu ?. Itu pilihanku sendiri. Tapi biarlah, paling tidak aku tahu mereka masih perhatian terhadapku.

***

Hampir 4 bulan aku berhenti merokok. Menahan-nahan diri untuk tidak merokok. Menolak dengan halus setiap tawaran rokok yang datang.

Sekarang…aku merokok lagi. Kenapa ?. Alasannya sederhana saja, “Aku kehilangan alasan untuk berhenti merokok“. Ya, ya, ya tertawalah semua. Sekali lagi, aku tak peduli. Aku ingin merokok dan alasan yang menghentikan aku untuk berhenti merokok sudah tidak ada. Untuk apa aku tidak merokok kalau gitu ?

***

Kumatikan rokokku. “Satu batang lagi telah habis“. Kalau aku pikir lagi, sebungkus rokok ini sama dengan satu bulan biaya hosting webku ini. Web dan rokok, sama-sama untuk membuang stress dan sama-sama ada karena wanita.

Kalau kau tak sanggup menerima akibatnya.
Jangan pernah memulai.
Walaupun itu hanya ada dalam pikiran.

32 Kata

Hari Raya Galungan

aprian - June 18th, 2003

Swasti Rerahinan Galungan.
Ksama Stuta Lan Suksma Sarira,
Moghi Werdi ring Bogaupaboga waras lan dirgayusa.
Rahajeng.

16 Kata

gue pengen….

aprian - June 12th, 2003

gue pengen ke jkt, tapi gue gak suka kota ini…..dia masih mau ketemu gak ya ?
gue pengen ke bogor, tapi gue benci macet angkot2nya…..lagian dia jarang di bogor
gue pengen ke depok, tapi panas dan gerah banget disana…..dia sibuk kuliah dan pulang malam juga
gue pengen ke bali, tapi dirumah pasti sering diomelin ortu…..kangen gue gak ya dia ?
gue pengen di bandung….dia sibuk kerja dan susah ketemu

ahhh….gue pengen jatuh cinta lagi

18 Kata

Kesenjangan

aprian - June 8th, 2003

Baca artikel ini tentang bagi-bagi koneksi internet bikin gue iri aja. Bermodal komputer dengan alat buat wireless connection plus tetanggaan dengan si bapak Dustin Goodwin (radius max 300 kaki) kita bisa nikmati internet kecepatan tinggi GRATIS. Ya gratis !.

Si bapak ini dengan baik hati membagikan koneksi internetnya secara gratis, karena menurut dia bandwidth yang didapet udah berlebihan. Bener-bener bapak yang baik hati dan pancasilais.

Kayaknya hal-hal kayak gitu susah dipraktekin di Indonesia. Koneksi internet make wireless dengan kecepatan 64 kbps (1:1) itu bayarnya sekitar 4 jutaan. ADSL ? wah ini apalagi, sama mahalnya juga. Untuk akses unlimited aja dengan kecepatan 512 kbps itu musti bayar 3-5 juta ke provider plus 1,2 juta ke Telkom. Make dial-up pun sama mahalnya juga. Telkomnet instan biayanya kurang lebih 9000 sejam. Bayar segitu mau dibagi-bagi gratis ? kalo gue anak konglomerat seh bisa gue.

Ada seh koneksi make cable. Bayarnya sekitar 350 ribu rupiah. Tapi itu masih limited di daerah-daerah tertentu di Jakarta. Koneksinya pun masih sekitar 64 kbps. Untuk dipake sendiri seh masih mungkin. Itu juga sering drop koneksinya.. :(.

Trus tadi gue iseng nanya inoi gimana harga-harga koneksi internet di amrik. Untuk dialup cuma butuh biaya $9 – $19. Berhubung telp lokal gratis, jadi cuma keluar duit untuk biaya provider ajah. Trus untuk akses ADSL, dengan kecepatan 1200 kbps down / 128 up, cukup membayar $52. Kalo wireless dia belum tahu harganya.

Beda jauh banget ya ?…..

Yah mo gmana lagi, inilah Indonesia. Negara yang masih sibuk sama demo-demo, perang dengan saudara sendiri, sama korupsi-korupsi dan tetek bengek lainnya.

Kapan ya bisa dapet akses internet yang kenceng dan murah meriah kayak di amrik sono ya ?… *keluh*

21 Kata

kenapa ?

aprian - June 5th, 2003

Ketika aku telah menutup semua pintu hatiku dan hanya membukanya untukmu, mengapa kau tidak juga melangkah masuk. Hanya diam dengan senyummu diluar

17 Kata

Kepribadian Biru

aprian - June 2nd, 2003

tulisan ini gue dapet dari seorang teman. Sumbernya sendiri entah darimana….percaya gak percaya aja..

Memang tidak gampang menandai penyuka warna ini. Kadang kelihatan lembut, kadang kelihatan kaku dan kadang tertutup. Yang pasti mereka amat dikuasai oleh emosinya. Mereka gampang terharu hanya untuk urusan yang kelihatannya sepele buat kebanyakan orang. Mereka gampang menangis dan gembira untuk hal yang menyentuh perasaannya.

Tapi tak ada yang membuat mereka tersinggunng sekali. Mereka sebetulnya orang yang penyabar, tidak pendendam meskipun hatinya sering luka atau dilukai. Ia melihat dunia ini sebagai satu wilayah yang romantios sekaligus mengandung banyak ranjau yang bisa membahayakan suasana hatinya. Ada kalanya ia tersungkur dan mundur, tapi penyuka warna biru biasanya tabah dan mencoba untuk bangkit dan berusaha mencapai apa yang diinginkan.

Bedanya dengan warna lain, ia tidak menggebu-gebu. Ia selalu tenang, sopan, tidak terlalu mencolok dalam bersikap, tidak ekstrim dan menghindari kalimat yang sinis, tajam atau kasar. Ia ingin berdamai dengan dunia, dengan alam semesta dan seluruh mahluk yang ada di bumi. Ini jangkauan gedenya. Jangkauan kecilnya, ia ingin ramah dengan siapa saja dan ingin juga mendapatkan keramahan yang serupa.

Tapi apa yang menjadi unggulannya. Ia selalu berusaha rapi tapi tidak genit. Ia selalu berusaha tampil sebaik-baiknya, tapi tidak sok. Ia selalu ingin lebih baik dari orang lain tanpa harus menganggap orang lain sebagai saingan yang harus disingkirkan.

Ada kalanya penyuka warna biru nampak loyo dan selalu hal ini berkaitan dengan emosi jiwanya. Ia memang tidak bisa menerima situasi yang dirasakan atau yang orang lain rasakan kalau hal itu dianggapnya tidak adil.

Mereka yang menyukai warna biru yang gelap cenderung lebih suka menarik diri dan lebih gampang tersentuh perasaannya. Sebaliknya mereka yang menyukai warna biru yang cenderung lebih terang lebih periang dan bisa menerima segala sesuatu dengan lebih positif. Yang menyuka warna biru mencolok atau biru benhur, termasuk bukan dalam golongan penyuka warna biru kebanyakan. Ia amat ekstrovert, terbuka dengan emosinya. Dan emosinya itu gampang membara. Ia memang beda deengan penyuka warna biru yang lain.

74 Kata